Cara Hidup Bahagia 5

Cara Hidup Bahagia 5


Pilihanku, Hidupku


Sejak kecil, Aurel selalu merasa hidupnya seperti berada dalam kotak kaca. Orang tuanya mengatur segalanya—dari cara ia berpakaian, teman yang boleh ia dekati, hingga kegiatan yang harus ia ikuti. Jika Aurel ingin melakukan sesuatu yang berbeda, selalu ada kata-kata yang membuatnya ragu untuk melawan.

"Ibu dan Ayah hanya ingin yang terbaik untukmu."

Awalnya, Aurel percaya. Ia mengikuti semua keinginan orang tuanya, berharap bahwa dengan begitu, mereka akan bangga padanya. Namun, semakin ia dewasa, semakin ia merasa kehilangan dirinya sendiri. Semua yang ia lakukan bukan karena ia menginginkannya, tetapi karena orang tuanya yang menuntutnya.

Puncaknya adalah ketika Aurel ingin memilih jurusan kuliah. Ia sangat menyukai sastra dan ingin menjadi seorang penulis. Namun, begitu ia mengungkapkan keinginannya, wajah ayah dan ibunya langsung berubah tegas.

"Sastra? Apa yang bisa kau dapat dari itu? Tidak ada masa depan!" ujar ayahnya.

"Pilih jurusan yang lebih menjanjikan. Kedokteran atau hukum. Itu baru masa depan yang jelas," tambah ibunya.

Aurel mengepalkan tangannya. Dadanya sesak. Selama ini, ia selalu menurut. Ia selalu mengorbankan kebahagiaannya demi mereka. Tapi kali ini, tidak.

"Aku lelah selalu mengikuti kemauan kalian! Kapan kalian akan bertanya, apa yang aku inginkan? Kapan aku bisa hidup untuk diriku sendiri?" suaranya bergetar, antara marah dan kecewa.

Orang tuanya terkejut, seolah baru pertama kali melihat putri mereka berani melawan.

"Kami hanya ingin yang terbaik untukmu, Aurel," ujar ibunya lebih lembut.

Aurel menggeleng. "Tidak, Ibu. Yang terbaik untukku adalah sesuatu yang aku sukai. Aku juga punya hak untuk memilih masa depanku sendiri."

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Aurel memilih untuk melangkah keluar dari kotak kaca itu. Ia tahu mungkin tidak akan mudah, mungkin orang tuanya tidak langsung menerima keputusannya. Tapi ia juga tahu satu hal—ini adalah hidupnya. Dan ia berhak memperjuangkannya.


0 Comments :

Posting Komentar